Pernah ngerasa bingung pas ngeliat daftar pustaka jurnal yang panjang dan rumit? Tenang, kamu gak sendirian! Daftar pustaka memang jadi bagian penting dalam penulisan ilmiah, tapi gak perlu pusing, kok. Di sini, kita bakal bahas cara menulis daftar pustaka jurnal yang benar dan gampang dipahami, dari pengertian dasar sampai teknik pengutipan yang tepat.
Siap-siap ngeluarin jurnal-jurnal kesayangan kamu, karena kita akan belajar bagaimana mengolah informasi dari jurnal tersebut menjadi daftar pustaka yang rapi dan profesional.
Pengertian Daftar Pustaka Jurnal
Pernah ngerasa bingung sama daftar pustaka yang ada di akhir jurnal? Jangan khawatir, daftar pustaka itu penting banget buat penelitian dan penulisan ilmiah. Daftar pustaka itu semacam bukti kalau kamu nggak asal ngarang, tapi beneran ngambil informasi dari sumber yang kredibel.
Bayangin, kamu lagi nulis jurnal tentang pengaruh media sosial terhadap perilaku remaja. Nah, di daftar pustaka, kamu harus nunjukin sumber-sumber yang kamu pakai buat ngambil data dan informasi. Daftar pustaka ini bisa berupa buku, jurnal, website, dan sumber lainnya yang mendukung argumen kamu.
Pengertian Daftar Pustaka Jurnal
Daftar pustaka jurnal adalah daftar yang berisi semua sumber yang digunakan dalam penulisan jurnal. Daftar pustaka ini biasanya disusun berdasarkan abjad penulis atau judul, dan ditulis sesuai dengan format yang sudah ditentukan. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi lengkap tentang sumber yang digunakan, sehingga pembaca bisa mencari dan memverifikasi informasi yang kamu tulis.
Daftar pustaka jurnal ini ibarat peta yang menunjukkan jalan yang kamu tempuh dalam mencari informasi. Dengan melihat daftar pustaka, pembaca bisa tahu sumber-sumber yang kamu gunakan dan menilai kredibilitas informasi yang kamu sajikan.
Contoh Daftar Pustaka Jurnal yang Benar
Contoh daftar pustaka jurnal yang benar adalah sebagai berikut:
-
Penulis, Tahun. Judul Artikel. Nama Jurnal, Volume(Nomor), halaman.
-
Penulis, Tahun. Judul Buku. Kota: Penerbit.
Contoh di atas menunjukkan format penulisan daftar pustaka yang umum digunakan. Namun, format penulisan daftar pustaka bisa berbeda-beda tergantung pada pedoman yang digunakan. Misalnya, ada pedoman Chicago, APA, MLA, dan lain sebagainya. Penting untuk menyesuaikan format penulisan dengan pedoman yang digunakan.
Perbedaan Daftar Pustaka Jurnal dan Bibliografi
Seringkali, orang menganggap daftar pustaka dan bibliografi sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Daftar Pustaka | Bibliografi |
---|---|
Daftar sumber yang digunakan dalam penulisan jurnal | Daftar sumber yang relevan dengan topik yang dibahas dalam jurnal, baik yang digunakan maupun tidak |
Hanya berisi sumber yang dirujuk dalam teks | Bisa berisi sumber yang dirujuk dan sumber yang tidak dirujuk |
Dibuat berdasarkan abjad penulis atau judul | Dibuat berdasarkan abjad penulis atau judul |
Jadi, daftar pustaka hanya berisi sumber yang dirujuk dalam teks, sedangkan bibliografi bisa berisi sumber yang dirujuk dan sumber yang tidak dirujuk. Namun, keduanya sama-sama penting untuk memberikan informasi lengkap tentang sumber yang digunakan dalam penulisan jurnal.
Jenis-Jenis Jurnal
Ngomongin daftar pustaka, pasti kamu udah paham banget kan kalau jurnal itu penting banget buat penelitian dan penulisan ilmiah. Tapi, tau nggak sih, jurnal ternyata punya banyak jenis. Ada jurnal ilmiah, jurnal populer, dan bahkan jurnal khusus untuk bidang tertentu. Nah, buat kamu yang lagi belajar nulis daftar pustaka, yuk kenalan lebih dekat sama jenis-jenis jurnal yang sering dijumpai!
Perbedaan Jurnal Ilmiah dan Jurnal Populer
Sebelum ngebahas jenis-jenis jurnal, penting banget buat kamu ngerti dulu perbedaan antara jurnal ilmiah dan jurnal populer. Keduanya punya tujuan dan karakteristik yang berbeda, lho!
- Jurnal Ilmiah: Jurnal ilmiah adalah publikasi yang berisi hasil penelitian dan analisis ilmiah yang ditulis oleh para ahli di bidangnya. Jurnal ini umumnya ditujukan untuk para akademisi, peneliti, dan profesional di bidang terkait. Ciri-ciri jurnal ilmiah antara lain:
- Menggunakan bahasa yang formal dan ilmiah.
- Berisi data dan analisis yang valid dan dapat diverifikasi.
- Melalui proses peer review, yaitu dikaji oleh pakar di bidang yang sama sebelum diterbitkan.
- Seringkali menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa publikasi.
- Jurnal Populer: Jurnal populer adalah publikasi yang berisi informasi dan artikel yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat umum. Jurnal ini biasanya membahas topik-topik yang sedang hangat atau menarik perhatian publik. Ciri-ciri jurnal populer antara lain:
- Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
- Berisi informasi yang menarik dan menghibur.
- Tidak selalu melalui proses peer review.
- Seringkali berisi opini atau komentar dari penulis.
Jenis-Jenis Jurnal
Jurnal ilmiah sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, nih. Setiap jenis jurnal punya fokus dan karakteristik yang berbeda. Yuk, simak penjelasannya!
Jenis Jurnal | Ciri-ciri | Contoh |
---|---|---|
Jurnal Ilmiah Referred/Peer-Reviewed |
|
|
Jurnal Ilmiah Non-Referred/Non-Peer-Reviewed |
|
|
Jurnal Open Access |
|
|
Jurnal Spesifik Bidang |
|
|
Elemen Daftar Pustaka Jurnal: Cara Menulis Daftar Pustaka Jurnal
Buat kamu yang sedang mengerjakan tugas akhir atau penelitian, daftar pustaka jurnal menjadi bagian penting yang nggak boleh ketinggalan. Daftar pustaka ini berguna untuk menunjukkan sumber-sumber yang kamu gunakan dalam penelitian. Secara garis besar, daftar pustaka jurnal adalah daftar semua referensi yang digunakan dalam sebuah jurnal, yang ditulis dengan format standar. Nah, agar daftar pustakamu rapi dan sesuai dengan standar, kamu perlu memperhatikan elemen-elemen penting yang harus ada di dalamnya.
Elemen Daftar Pustaka Jurnal
Elemen-elemen penting yang harus ada dalam daftar pustaka jurnal meliputi:
- Nama penulis: Nama penulis ditulis sesuai dengan urutan penulisan di jurnal, yaitu nama depan diikuti nama belakang. Misalnya, jika penulisnya adalah John Doe, maka penulisannya adalah Doe, J. Jika ada dua penulis, nama keduanya ditulis dengan tanda koma di antara keduanya. Misalnya, Doe, J. dan Smith, A.
- Tahun terbit: Tahun terbit jurnal ditulis di dalam kurung setelah nama penulis. Misalnya, (2023).
- Judul jurnal: Judul jurnal ditulis dengan huruf kapital pada setiap kata pertama dan ditulis dengan huruf miring. Misalnya, Jurnal Ilmu Komputer.
- Volume dan nomor jurnal: Volume dan nomor jurnal ditulis setelah judul jurnal, dipisahkan dengan titik dua. Misalnya, 10:2.
- Halaman: Halaman jurnal ditulis setelah volume dan nomor jurnal, dipisahkan dengan tanda hubung. Misalnya, 10-20.
- DOI (Digital Object Identifier): DOI adalah nomor unik yang mengidentifikasi sebuah jurnal secara digital. DOI ditulis setelah halaman jurnal, dipisahkan dengan tanda titik koma. Misalnya, doi:10.1007/s11227-023-04567-z.
Format Penulisan Elemen Daftar Pustaka Jurnal
Format penulisan setiap elemen dalam daftar pustaka jurnal harus mengikuti aturan tertentu agar terlihat rapi dan mudah dipahami. Berikut contoh format penulisan setiap elemen:
- Nama penulis: Doe, J.
- Tahun terbit: (2023)
- Judul jurnal: Jurnal Ilmu Komputer
- Volume dan nomor jurnal: 10:2
- Halaman: 10-20
- DOI: doi:10.1007/s11227-023-04567-z
Format Penulisan Daftar Pustaka Jurnal Berdasarkan Jenis Jurnal
Format penulisan daftar pustaka jurnal juga bisa berbeda tergantung pada jenis jurnal yang digunakan. Berikut tabel yang menunjukkan format penulisan daftar pustaka jurnal berdasarkan jenis jurnal:
Jenis Jurnal | Format Penulisan |
---|---|
Jurnal ilmiah | Doe, J. (2023). Judul artikel. Jurnal Ilmu Komputer, 10:2, 10-20. doi:10.1007/s11227-023-04567-z |
Jurnal populer | Doe, J. (2023). Judul artikel. Jurnal Ilmu Komputer, 10(2), 10-20. |
Cara Menulis Daftar Pustaka Jurnal
Nggak bisa dipungkiri, menulis daftar pustaka jurnal itu penting banget. Daftar pustaka adalah jantungnya sebuah jurnal, yang mencantumkan semua sumber informasi yang kamu gunakan dalam penelitian. Nggak hanya untuk memberi kredit kepada penulis asli, tapi juga membantu pembaca untuk mencari sumber informasi yang sama. Tapi tenang, menulis daftar pustaka nggak sesulit yang kamu bayangkan. Yuk, simak panduan lengkapnya!
Langkah-Langkah Menulis Daftar Pustaka Jurnal
Menulis daftar pustaka jurnal, intinya adalah merangkum semua sumber informasi yang kamu gunakan dalam penelitian dengan format yang baku. Berikut langkah-langkahnya:
- Kumpulkan semua sumber informasi yang kamu gunakan. Ini termasuk buku, jurnal, artikel, situs web, dan sumber informasi lainnya. Catat semua informasi penting dari setiap sumber, seperti nama penulis, judul, tahun terbit, dan publisher.
- Pilih format penulisan daftar pustaka. Ada banyak format penulisan daftar pustaka, seperti APA, MLA, Chicago, dan Harvard. Pilih format yang sesuai dengan instruksi dari jurnal tempat kamu ingin menerbitkan tulisan.
- Susun daftar pustaka berdasarkan abjad. Daftar pustaka harus disusun berdasarkan abjad, berdasarkan nama penulis pertama. Jika ada beberapa karya dari penulis yang sama, urutkan berdasarkan tahun terbit.
- Tulis daftar pustaka dengan format yang benar. Setiap format penulisan daftar pustaka memiliki aturan yang berbeda. Pastikan kamu mengikuti aturan yang berlaku.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Jurnal
Nah, biar lebih jelas, kita coba lihat contoh penulisan daftar pustaka jurnal berdasarkan format APA dan MLA.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Jurnal Format APA
- Buku
- Jurnal
- Artikel Online
Smith, J. (2020). Introduction to psychology (5th ed.). McGraw-Hill Education.
Jones, A., & Brown, K. (2019). The impact of social media on mental health. Journal of Social Psychology, 159(2), 123-145.
Wilson, D. (2021). The future of artificial intelligence. TechCrunch. Retrieved from https://techcrunch.com/2021/03/15/the-future-of-artificial-intelligence/
Contoh Penulisan Daftar Pustaka Jurnal Format MLA
- Buku
- Jurnal
- Artikel Online
Smith, John. Introduction to Psychology. 5th ed., McGraw-Hill Education, 2020.
Jones, Alice, and Kevin Brown. “The Impact of Social Media on Mental Health.” Journal of Social Psychology, vol. 159, no. 2, 2019, pp. 123-145.
Wilson, David. “The Future of Artificial Intelligence.” TechCrunch, 15 Mar. 2021, https://techcrunch.com/2021/03/15/the-future-of-artificial-intelligence/.
Perbedaan Format Penulisan Daftar Pustaka Jurnal APA dan MLA
Format APA dan MLA memang mirip, tapi ada beberapa perbedaan yang perlu kamu perhatikan. Nih, tabelnya:
Elemen | Format APA | Format MLA |
---|---|---|
Penulis | Nama belakang, inisial. (Tahun terbit). | Nama belakang, Nama depan. |
Judul | Judul buku (Edisi). | Judul buku. |
Publisher | Nama penerbit. | Nama penerbit, |
Tahun terbit | (Tahun terbit). | Tahun terbit. |
Jurnal | Nama jurnal, Volume(Nomor), halaman. | “Judul artikel.” Nama jurnal, vol. volume, no. nomor, tahun, halaman. |
Artikel Online | Diperoleh dari URL | Diperoleh dari URL |
Penulisan Referensi dalam Teks
Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang lumayan bikin pusing, yaitu menulis referensi dalam teks. Bayangin kamu lagi ngobrol sama temen, tiba-tiba kamu ngeluarin fakta atau pendapat orang lain. Nah, kamu harus ngasih tahu siapa sumbernya, kan? Sama kayak di jurnal, kamu harus ngasih tahu siapa aja yang udah ngeluarin ide atau fakta yang kamu pake dalam jurnal kamu.
Nggak cuma itu, cara nulis referensi dalam teks juga punya aturannya sendiri. Ada beberapa format yang bisa kamu pilih, dan yang paling sering dipake adalah APA dan MLA. Kedua format ini punya cara penulisan yang beda, dan penting banget buat kamu konsisten pake satu format selama nulis jurnal.
Penulisan Referensi dalam Teks Berdasarkan Format APA
Format APA lebih sering dipake dalam jurnal ilmiah dan akademis. Cara nulis referensi dalam teks di format APA gampang banget, kok. Kamu tinggal masukin nama penulis dan tahun publikasi dalam kurung.
- Kalo kamu ngutip langsung dari sumber, kamu harus masukin nomor halaman juga.
- Kalo kamu nulis ulang ide atau fakta dari sumber, kamu nggak perlu masukin nomor halaman.
Contohnya, kalo kamu mau ngutip pernyataan dari buku “Metode Penelitian Kuantitatif” yang ditulis oleh Sugiyono, kamu bisa nulis kayak gini:
“Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis” (Sugiyono, 2019, p. 12).
Atau kalo kamu mau nulis ulang ide dari buku yang sama, kamu bisa nulis kayak gini:
Sugiyono (2019) menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis.
Nggak cuma jurnal, bikin daftar pustaka buat tugas kuliah juga bisa bikin pusing. Nah, kalau kamu lagi pusing mikirin cara daftar pustaka, coba deh luangkan waktu sebentar buat cari tahu cara daftar BCA Mobile. Mungkin kamu nggak nyangka, tapi cara daftar BCA Mobile itu gampang banget, bahkan lebih gampang dari ngerjain daftar pustaka.
Jadi, selesaikan dulu urusan daftar pustaka, baru deh download BCA Mobile buat ngelacak saldo kamu.
Gampang banget, kan?
Penulisan Referensi dalam Teks Berdasarkan Format MLA
Nah, kalo kamu lagi nulis jurnal di bidang humaniora, biasanya format MLA yang dipake. Format MLA juga punya cara nulis referensi dalam teks yang unik.
- Kamu harus masukin nama penulis, nomor halaman, dan judul buku dalam kurung.
- Kalo kamu ngutip langsung, kamu harus masukin tanda kutip.
- Kalo kamu nulis ulang ide, kamu nggak perlu masukin tanda kutip.
Contohnya, kalo kamu mau ngutip pernyataan dari buku “Metode Penelitian Kuantitatif” yang ditulis oleh Sugiyono, kamu bisa nulis kayak gini:
“Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis” (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 12).
Atau kalo kamu mau nulis ulang ide dari buku yang sama, kamu bisa nulis kayak gini:
Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif menggunakan data numerik untuk menguji hipotesis (Metode Penelitian Kuantitatif, 12).
Perbedaan Format Penulisan Referensi dalam Teks APA dan MLA
Nah, biar kamu makin paham, kita rangkum perbedaan format penulisan referensi dalam teks APA dan MLA dalam tabel ini:
Format | Cara Penulisan | Contoh |
---|---|---|
APA | (Nama Penulis, Tahun, Nomor Halaman) | (Sugiyono, 2019, p. 12) |
MLA | (Nama Penulis, Judul Buku, Nomor Halaman) | (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, 12) |
Mudah banget, kan? Yang penting kamu konsisten pake satu format aja selama nulis jurnal kamu.
Teknik Pengutipan
Ngomongin soal daftar pustaka, pasti nggak lepas dari teknik pengutipan. Kutipan dalam penulisan ilmiah penting banget, lho. Kutipan membantu kamu menunjukkan sumber referensi yang kamu gunakan dan menghindari plagiarisme. Teknik pengutipan juga menunjukkan kejelasan dan kredibilitas dari argumen yang kamu sampaikan. Nah, ada dua teknik pengutipan yang sering digunakan dalam penulisan ilmiah, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah menyalin teks dari sumber referensi secara persis tanpa mengubah kata-kata aslinya. Kutipan langsung biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu argumen yang kuat dari sumber terpercaya, atau untuk menunjukkan suatu gaya bahasa yang unik.
- Kutipan langsung harus dimasukkan dalam tanda petik dua (” “).
- Sumber kutipan harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Contoh Kutipan Langsung
Berikut contoh kutipan langsung berdasarkan format APA dan MLA:
- Format APA: “Kutipan langsung adalah menyalin teks dari sumber referensi secara persis tanpa mengubah kata-kata aslinya” (Smith, 2023, p. 10).
- Format MLA: “Kutipan langsung adalah menyalin teks dari sumber referensi secara persis tanpa mengubah kata-kata aslinya” (Smith 10).
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah mengungkapkan ide atau informasi dari sumber referensi dengan kata-kata sendiri. Kutipan tidak langsung biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu konsep atau teori dengan lebih ringkas dan mudah dipahami.
- Kutipan tidak langsung tidak perlu dimasukkan dalam tanda petik dua.
- Sumber kutipan harus dicantumkan dalam daftar pustaka.
Contoh Kutipan Tidak Langsung
Berikut contoh kutipan tidak langsung berdasarkan format APA dan MLA:
- Format APA: Menurut Smith (2023), kutipan tidak langsung adalah mengungkapkan ide atau informasi dari sumber referensi dengan kata-kata sendiri.
- Format MLA: Smith berpendapat bahwa kutipan tidak langsung adalah mengungkapkan ide atau informasi dari sumber referensi dengan kata-kata sendiri (10).
Perbedaan Teknik Pengutipan Langsung dan Tidak Langsung
Perbedaan utama antara kutipan langsung dan tidak langsung terletak pada penggunaan kata-kata asli dari sumber referensi. Kutipan langsung menggunakan kata-kata asli, sedangkan kutipan tidak langsung menggunakan kata-kata sendiri untuk mengungkapkan ide yang sama.
Aspek | Kutipan Langsung | Kutipan Tidak Langsung |
---|---|---|
Penggunaan Kata-Kata Asli | Ya | Tidak |
Tanda Petik | Diperlukan | Tidak Diperlukan |
Tujuan | Menunjukkan argumen kuat, gaya bahasa unik | Menjelaskan konsep/teori lebih ringkas |
Alat Bantu Penulisan Daftar Pustaka
Nggak bisa dipungkiri, bikin daftar pustaka itu bikin pusing. Bayangin deh, ngecek format, ngetik ulang judul, nama penulis, tahun terbit, dan detail lainnya. Tapi tenang, sekarang ada banyak alat bantu yang bisa ngebantu kamu bikin daftar pustaka dengan mudah dan cepat! Alat-alat ini dirancang untuk meringankan bebanmu, jadi kamu bisa fokus ke penelitian dan penulisan tanpa harus pusing mikirin format daftar pustaka.
Alat Bantu Online
Alat bantu online ini bisa diakses kapan aja dan di mana aja. Kamu bisa memanfaatkannya untuk berbagai keperluan, mulai dari ngecek format, bikin daftar pustaka otomatis, sampe ngecek plagiarisme.
- Citation Machine: Situs ini ngasih kemudahan untuk ngecek format daftar pustaka, baik itu MLA, APA, Chicago, dan masih banyak lagi. Kamu tinggal pilih jenis sumbernya, isi detailnya, dan taraaa, daftar pustaka kamu siap!
- Zotero: Zotero ini lebih dari sekadar alat bantu buat daftar pustaka. Zotero bisa ngebantu kamu ngatur referensi, ngecek plagiarisme, dan nge-generate daftar pustaka secara otomatis.
- Mendeley: Mendeley punya fitur yang mirip sama Zotero. Kamu bisa ngatur referensi, nge-generate daftar pustaka, dan ngecek plagiarisme. Mendeley juga bisa diintegrasikan dengan Microsoft Word, jadi kamu bisa langsung nge-generate daftar pustaka di dokumen kamu.
Cara Menggunakan Alat Bantu
Gampang banget! Kamu tinggal masuk ke situs alat bantu yang kamu pilih, pilih jenis sumbernya (misalnya buku, jurnal, website), isi detailnya (judul, penulis, tahun terbit, dll.), dan klik “generate”. Taraaa, daftar pustaka kamu siap!
Misalnya, kamu mau ngecek format APA untuk artikel jurnal dengan judul “The Impact of Social Media on Student Engagement”, ditulis oleh John Doe dan diterbitkan tahun 2023 di jurnal “Educational Technology Research”. Kamu tinggal masuk ke Citation Machine, pilih “Journal Article”, isi detailnya, dan klik “Generate”.
Citation Machine bakal ngasih kamu format daftar pustaka APA yang lengkap, seperti ini:
Doe, J. (2023). The impact of social media on student engagement. Educational Technology Research, 48(2), 123-145.
Fitur Alat Bantu
Alat bantu penulisan daftar pustaka punya berbagai fitur yang ngebantu kamu ngerjain tugas. Berikut ini beberapa fitur yang umum ditemukan di alat bantu online:
Fitur | Keterangan |
---|---|
Format Daftar Pustaka | Mendukung berbagai format daftar pustaka, seperti APA, MLA, Chicago, dan Harvard. |
Generate Daftar Pustaka Otomatis | Otomatis nge-generate daftar pustaka berdasarkan detail sumber yang kamu masukkan. |
Manajemen Referensi | Membantu kamu ngatur referensi, ngelompokkan, dan nge-tag referensi sesuai kebutuhan. |
Deteksi Plagiarisme | Ngecek plagiarisme dalam teks kamu dan ngasih rekomendasi untuk ngehindarinnya. |
Integrasi dengan Microsoft Word | Memudahkan kamu nge-generate daftar pustaka langsung di dokumen Microsoft Word. |
Tips Menulis Daftar Pustaka Jurnal
Nggak cuma nulis isi jurnal yang penting, tapi juga daftar pustakanya. Daftar pustaka yang rapi dan akurat menunjukkan kredibilitas penelitian kamu. Bayangin, kalau daftar pustaka kamu amburadul, pembaca bakal curiga sama penelitian kamu. Gimana caranya bikin daftar pustaka yang oke? Simak tips berikut!
Konsistensi Adalah Kunci
Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah konsistensi. Gunakan format penulisan yang sama untuk semua sumber. Nggak boleh asal-asalan, ya! Kamu bisa pilih format penulisan yang paling umum, seperti APA, MLA, Chicago, atau Harvard. Yang penting, kamu konsisten dengan pilihan kamu.
8 Tips Menulis Daftar Pustaka Jurnal yang Akurat dan Efektif
- Tulis lengkap informasi sumber. Jangan cuma sebut judul atau nama penulis. Tulis lengkap nama penulis, tahun terbit, judul, penerbit, dan nomor halaman. Kamu bisa lihat contoh di berbagai jurnal ilmiah.
- Perhatikan urutan penulis. Jika ada lebih dari satu penulis, urutkan nama penulis sesuai dengan aturan yang kamu pilih. Misalnya, di format APA, penulis pertama ditulis dulu, baru penulis kedua dan seterusnya.
- Pastikan data akurat. Jangan asal copas informasi dari internet. Pastikan data yang kamu tulis benar dan sesuai dengan sumber aslinya. Kamu bisa cek ulang informasi di sumber aslinya atau situs resmi penerbit.
- Buat daftar pustaka sesuai format yang kamu pilih. Setiap format memiliki aturan yang berbeda-beda. Pastikan kamu memahami aturan yang berlaku di format yang kamu pilih.
- Gunakan software bantu. Ada banyak software yang bisa membantumu dalam membuat daftar pustaka, seperti Zotero, Mendeley, atau EndNote. Software ini bisa membantu kamu mengelola sumber dan mengotomatiskan proses penulisan daftar pustaka.
- Perhatikan jarak dan spasi. Setiap format memiliki aturan yang berbeda-beda untuk jarak dan spasi. Pastikan kamu memahami aturan yang berlaku di format yang kamu pilih.
- Gunakan bahasa yang formal. Daftar pustaka bukan tempat untuk bercanda. Gunakan bahasa yang formal dan profesional.
- Cek kembali daftar pustaka. Sebelum kamu submit jurnal, pastikan kamu mengecek kembali daftar pustaka. Pastikan semua informasi benar dan sesuai dengan format yang kamu pilih.
Kesalahan Umum dalam Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam penulisan daftar pustaka. Berikut contohnya:
- Penulisan nama penulis yang tidak konsisten. Misalnya, di satu sumber ditulis “Smith, J.”, di sumber lain ditulis “John Smith”.
- Tahun terbit yang salah. Misalnya, tahun terbit ditulis 2019, padahal tahun terbitnya 2020.
- Judul sumber yang tidak lengkap. Misalnya, judul sumber hanya ditulis “Psikologi”, padahal judul lengkapnya “Psikologi Perkembangan”.
- Format penulisan yang tidak konsisten. Misalnya, di satu sumber ditulis “Smith, J. (2020)”, di sumber lain ditulis “Smith, J (2020)”.
- Penggunaan sumber yang tidak relevan. Misalnya, kamu menulis daftar pustaka tentang psikologi, tapi kamu menyertakan sumber tentang ekonomi.
Contoh Daftar Pustaka Jurnal
Oke, jadi kamu udah selesai nulis jurnal dan siap buat daftar pustaka? Tapi tunggu dulu, kamu yakin daftar pustaka kamu udah benar dan lengkap? Tenang, gue bakal kasih contoh daftar pustaka jurnal yang lengkap dan benar, biar kamu nggak bingung lagi.
Contoh Daftar Pustaka Jurnal
Contoh daftar pustaka jurnal berikut ini menunjukkan format penulisan yang benar dan lengkap, sesuai dengan standar penulisan ilmiah.
Supriyanto, A. (2023). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Sakit X. Jurnal Manajemen Bisnis, 12(2), 123-138.
Detail Elemen Daftar Pustaka
Sekarang, gue bakal uraikan detail setiap elemen yang ada di daftar pustaka di atas. Simak baik-baik, ya!
- Penulis: Nama penulis ditulis dengan urutan penulis pertama, penulis kedua, dan seterusnya. Gunakan tanda koma (,) untuk memisahkan nama penulis, dan titik (.) untuk memisahkan nama penulis dengan tahun publikasi.
- Tahun Publikasi: Tahun publikasi jurnal ditulis dalam tanda kurung, setelah nama penulis.
- Judul Artikel: Judul artikel ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata.
- Nama Jurnal: Nama jurnal ditulis dengan huruf miring (italic).
- Volume: Volume jurnal ditulis dengan huruf miring (italic), setelah nama jurnal, dan dipisahkan dengan tanda koma (,).
- Nomor Edisi: Nomor edisi jurnal ditulis dalam tanda kurung, setelah volume jurnal, dan dipisahkan dengan tanda koma (,).
- Halaman: Nomor halaman artikel ditulis setelah nomor edisi, dipisahkan dengan tanda hubung (-).
Buat kamu yang lebih suka visual, gue juga kasih tabel yang meringkas elemen-elemen dalam daftar pustaka jurnal.
Elemen | Keterangan |
---|---|
Penulis | Nama penulis, ditulis dengan urutan penulis pertama, penulis kedua, dan seterusnya. Dipisahkan dengan koma (,) dan titik (.) untuk memisahkan nama penulis dengan tahun publikasi. |
Tahun Publikasi | Tahun publikasi jurnal ditulis dalam tanda kurung. |
Judul Artikel | Judul artikel ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata. |
Nama Jurnal | Nama jurnal ditulis dengan huruf miring (italic). |
Volume | Volume jurnal ditulis dengan huruf miring (italic), setelah nama jurnal, dan dipisahkan dengan tanda koma (,). |
Nomor Edisi | Nomor edisi jurnal ditulis dalam tanda kurung, setelah volume jurnal, dan dipisahkan dengan tanda koma (,). |
Halaman | Nomor halaman artikel ditulis setelah nomor edisi, dipisahkan dengan tanda hubung (-). |
Simpulan Akhir
Nah, sekarang kamu udah punya bekal lengkap buat ngerjain daftar pustaka jurnal yang benar dan bersih. Ingat, kunci utamanya adalah konsisten dan teliti. Gunakan panduan ini sebagai acuan dan jangan ragu untuk mengeksplorasi sumber informasi lain untuk menambah wawasan kamu. Selamat berkreasi dan semoga jurnal kamu makin keren!